,



Pasar Mobil Di Asean Merangkak Tipis
Kontributor : luki, 10 November 2015

JAKARTA—Total penjualan mobil di negara-negara yang tergabung dalam Asean Automotive Federation pada periode September  2015 mencapai 260.979 unit, merangkak tipis sebesar 0,4% dari bulan yang sama pada tahun lalu yang sebanyak 259.838 unit.

Tren positif naiknya pasar tidak sigifikan sebenarnya sudah terjadi sejak Agustus. Di bulan kedelapan tahun ini penjualan mencapai 253.278 unit. Naik sekitar 0,2% dari Agustus 2014 yang berjumlah 252.734 unit.

Di bulan-bulan sebelumnya sepanjang tahun ini penjualan selalu minus jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun tahun lalu. Penurunan penjualan terbesar terjadi pada April hingga 16,8%. Pada bulan keempat tahun ini jumlah mobil terjual sebanyak 225.394 unit, sedangkan April tahun lalu 270.962 unit.

Adapun penurunan penjualan terendah terjadi pada Maret 2015 dengan penjualan sebanyak 286.772 unit. Jumlah itu merosot sekitar 2% dari Maret 2014 yang penjualannya mencapai 285.599 unit.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengomentari hal itu dengan menyebut ada dua hal yang membuat penjualan mobil di kawasan Asia Tenggara merosot sebelum bulan Agustus dan September.

Pertama, secara umum mata uang negara-negara Asean merosot terhadap dolar terlebih di Indonesia dan Thailand sebagai pasar terbesar. “Kedua, pertumbuhan ekonomi di beberapa negara ‘babak belur’ sehingga minus,” katanya kepada Bisnis, Minggu (8/11).

Adapun memasuki Agustus dan September, lanjut dia, meski kondisi ekonomi di beberapa negara Asean belum sesuai harapan namun situasinya secara umum menimbulkan sentiman positif. Sementara itu, jika dilihat sepanjang tahun Asean Automotive Federation (AFF) mencatat  penjualan Januari-September 2015 hanya 2,219 juta unit.

Raihan tersebut merosot sekitar 6,8% dari periode yang sama tahun lalu yang menapak jumlah 2,380 juta unit. Dari catatan Bisnis penurunan tersebut bisa sedikit ditekan, pasalnya pada Januari-Agustus 2015 merosotnya pasar mencapai 7,7% dibandingkan dengan kurun waktu yang sama tahun lalu.

General Manager Marketing Strategy and Product Planning PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin yang pernah menjadi Country Manager Nissan Malaysia dan Vietnam mengatakan, tren penjualan pada Agustus dan September sebagai kondisi yang stabil karena terkatrol sangat tipis.

Dia mengamini Jongkie pada dua bulan tersebut ada sentimen positif di pasar setelah sebelumnya terpukul kondisi ekonomi global. Di sisi lain dia menyebut penjualan di kawasan Asia Tenggara pun tidak bisa dipukul rata.

“Karena sejauh ini pasar di Asean terbagi dua. Ada yang naik dan ada yang turun namun kebetulan yang turun paling parah Indonesia dan Thailand sebagai pasar terbesar,” katanya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Pada periode Januari-September 2015 dibandingkan dengan tempo waktu yang sama di tahun lalu negara dengan pertumbuhan pasar mobil adalah Vietnam mencapai 60,5%, Singapura 58,7%, dan Filipina 21,5%.

Sementara itu negara dengan penurunan pasar adalah Brunei 19,3%, Indonesia 18%, Malaysia 1,4%, dan Thailand 14,6%.

Jika dilihat dari segi produksi, pada September jumlahnya hanya 345.307 unit atau menurun sedikit yaitu sekitar 0,7% dari bulan yang sama tahun lalu sebanyak 347.841 unit. Jumlah itu bertolak belakang dari produksi pada Agustus yang mencapai 334.581 unit atau naik sekitar 7,4% dari bulan yang sama tahun lalu sejumlah 311.457 unit.

Menurut Jongkie produksi memang sangat erat kaitannya dengan penjualan tapi tidak akan sama jika dilihat dari segi pertumbuhan atau penurunan. “Produksi akan mundur sedikit biasanya karena akan tergantung masalah setok,” imbuhnya.

Pada Sembilan bulan di tahun ini AAF mencatat produksi sudah mencapai 2,934 juta unit. Jumlah itu menurun hanya 2,4% dari Januari-September tahun lalu yang sebanyak 3,008 juta unit.

Budi menyebut Indonesia sangat berpengaruh terhadap penurunan angka produksi di kawasan Asia Tenggara karena sebagai produsen terbesar kedua setelah Thailand. Di sisi lain, hanya Indonesia saja yang merosot.

Periode Januari-September 2015 dibandingkan kurun waktu yang sama tahun lalu produksi di Vietnam tumbuh 43,6%, Thailand 1,6%, Filipina 7,6%, Malaysia 2,5%. Sementara Indonesia merosot 15,1%

“Thailand produksinya tidak masalah karena ekspor ke Amerika dan Eropa lagi tinggi. Malaysia produksi dengan daya serap pasar masih cukup berimbang,” ujarnya.

 

Source : bisnis.com , 10 November 2015

Write A Comment