,



Target Penjualan Mobil Kembali Direvisi, Bakal Dipangkas?
Kontributor : luki, 21 Agustus 2015

JAKARTA—Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo kembali merevisi target total penjualan mobil secara wholesalestahun ini di kisaran 950.000 unit hingga 1 juta unit.

Menurut Ketua Umum Gaikindo Sudirman M. Rusdi, perhitungan tersebut mengacu pada penjualan pada periode Januari-Juli 2015 yang hanya menapak 581.941 unit. Adapun pada periode yang sama tahun lalu mencapai 733.444 unit.

Di sisi lain, Gaikindo memperkirakan penjualan pada Agustus hingga November tahun ini hanya di kisaran 80.000 unit per bulan. Untuk Desember jumlahnya diprediksi hanya sekitar 70.000 unit karena hari kerja yang lebih pendek terpotong libur Natal dan tahun baru.

 “Gaikindo revisi target kemarin sore (11/8/2015) kami rapat pengurus sehingga kami memperkirakan antara 950.000 sampai 1 juta unit. Latar belakang angka revisi itu capaian wholesales hingga Juli dan perkiraan penjulan Agustus sampai Desember yang hanya di kisaran 390.000 unit,” katanya, Rabu (12/8/2015).

Selain itu, lanjut dia, angka revisi dikeluarkan karena Gaikindo melihat pasar pada minggu pertama Agustus yang tidak mengalami pergerakan berarti. Sebelumnya, pada tahun ini awalnya Gaikindo menargetkan total penjualan sebanyak 1,2 juta unit.

Jumlah tersebut mengacu pada capaian tahun lalu sebanyak 1,208 juta unit dengan asumsi pelambatan ekonomi yang akan membuat pasar stagnan. Namun, karena kondisi makro ekonomi yang tak kunjung membaik pada bulan Ramadhan lalu Gaikindo menurunkan target di kisaran 1,05 juta unit hingga 1,1 juta unit.

Dia menuturkan, perkiraan penjualan per bulan pada Agustus hingga Desember pun mengacu pada harapan bergeraknya roda perekonomian yang terstimulus proyek pembangunan pemerintah.

“Saat kami menentukan angka 80.000 unit per bulan kami berharap pada semester II program dan proyek pemerintah dapat terealisisr sehingga dapat menggairahkan ekonomi di daerah. Tanpa pertimbangan itu masih 70.000 unit per bulan,” tuturnya.

Sudirman mengatakan, penurunan target dilakukan karena daya beli masyarakat terhadap mobil masih lesu. Khususnya di beberapa daerah yang secara ekonomi bergantung pada barang tambang dan komoditas, pelambatan ekonomi cukup memukul sektor tersebut sehingga daya beli tidak bergerak.

Dia menambahkan, angka revisi tersebut mengacu pada nilai tukar rupiah sebesar Rp13.300 per US$1. Menurut dia, untuk menjaga daya beli pelaku usaha yang tergabung di Gaikindo berharap pemerintah dapat merealisasikan proyek pembangunan di daerah sehingga memutar roda ekonomi.

Di sisi lain dia berharap nilai tukar rupiah terhadap dolar dapat stabil sehingga pelaku usaha dapat melakukan perencanaan bisnis ke depan.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengamini jika total pasar tahun ini akan di bawah 1,1 juta unit. Karena pasar yang cenderung masih akan menyusut dan sulit ditebak pihaknya enggan menargetkan penjualan secara kuantitas tahun ini.

“Perhitungan kami hingga akhir tahun ini penjualan akan di bawah 1,1 juta unit,” katanya dalam kesempatan berbeda.

Oleh karena itu tahun ini TAM menargetkan penguasaan pangsa pasar di kisaran 32% hingga 33%. Jumlah itu pun diharapkan dicapai dari ‘kinerja’ produk baru Toyota yang diluncurkan tahun ini yang diharapkan dapat merangsang daya beli konsumen.

Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan wajar jika target kembali direvisi. Pasalnya, pelemahan pasar sudah terlihat dari awal tahun hingga saat ini.

Menurut dia, kondisi makro ekonomi yang tak stabil sangat membuat penurunan daya beli. Senada dengan TAM, akhirnya ADM pun mematok target berdasarkan penguasaan pangsa pasar .

“Target kami 15% dari total pasar. Jadi target pangsa pasar kami tidak turun tapi volume pasti turun karena pasar turun,” ujarnya.

Awalnya untuk tahun ini ADM ingin membukukan penjualan mencapai 185.000 unit. Di sisi lain Amelia berharap ke depan pemerintah dapar menurunkan suku bunga dan menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga daya beli masyarakat dapat terjaga.

Adapun akibat dari penurunan pasar tersebut Sudirman mengakui anggota Gaikindo harus mengurangi jam kerja karyawan di pabrik. “Biasanya dua shift dengan overtime saat ini tidak ada overtime. Tapi kami belum ada laporan pengurangan tenaga kerja,” ungkapnya.

 

Source : bisnis.com , 21 Agustus 2015

Write A Comment